Rabu, 27 April 2016



Eksistensi Berbahasa Jawa Sebagai Penguat Budi Pekerti Peserta
Didik Untuk Menghadapi MEA


Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kefasihan peserta didik berbahasa Jawa atau berbahasa daerah. Penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan Bahasa Jawa atau Bahasa daerah karena seiring perkembangan zaman eksistensi Bahasa Jawa sudah mulai menurun, buktinya banyak orang yang pandai berbahasa asing namun lupa akan Bahasa daerahnya sendiri. Ditandai dengan penghapusan mata pelajaran Bahasa Jawa dan Bahasa daerah pada kurikulu 2013 merupakan penurunan minat orang terhadap Bahasa Jawa, padahal Bahasa Jawa adalah Bahasa Ibu dari Pulau Jawa. Ini juga dialami oleh para mahasiswa khususnya jurusan Bahasa dan sastra Jawa.
Perkembangan zaman yang begitu cepat hanya sedikit orang yang benar-benar mau mempelajari dan membudayakan berbahasa Jawa. Seperti yang kita tau, sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah atas kita mempelajari Bahasa Jawa hanya sekilas, karena kita lebih sering menggunakan Bahasa indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari. Budaya berbahasa Jawa ini dapat dijadikan sarana untuk menghidupkan atau menjunjung kembali Bahasa Jawa agar di era globalisasi ini kita tidak kehilangan budaya kita dan tidak terpengaruh oleh budaya-budaya lain yang masuk ke negara kita.
Kata kunci : Eksistensi, Bahasa Jawa atau Bahasa daerah dan globalisasi.




Sabtu, 09 Januari 2016

MENDHUNG



Mendhung  

Angin sumilir kenceng
Godhong-godhong padha kawur
Hawa kang panas
Wus radha adhem
Manuk-mauk uga padha mabur
Ngalor ngidul
Ngetan ngulon
Kang padha bali ing omahe
Suwe saya suwe
Angin saya atis
Mega uga melu metu
Langit katon peteng
Ora suwe langit banjur
Mendhung